News Details

  • 14

Bertani Pakai Teknologi? Kenapa Nggak!

Kebutuhan pangan merupakan salah satu tantangan utama yang dihadapi dunia, termasuk indonesia. Pertumbuhan jumlah penduduk yang terus meningkat menuntut produksi pangan yang lebih tinggi, sementara lahan pertanian kian terbatas. Untuk mengatasi tantangan ini , teknologi pertanian modern menjadi sebuah solusi yang cerdas dan efisien.

Inovasi seperti pertanian cerdas (smart farming), penggunaan drone pertanian, dan sensor tanah terbukti mampu meningkatkan hasil produksi dan efisiensi kerja petani.

 

Apa Itu Pertanian Cerdas (Smart Farming)

Pertanian cerdas adalah sistem  pertanian yang memanfaatkan teknologi digital untuk meningkatkan hasil pertanian dandan mengurangi biaya produksi. Teknoloi ini menggunakan sebuah data yang dikumpulkan melalui sensor, perangkat lunak, dan alat otomatisasi untuk membantu petani dalam memuat sebuah keputusan yang tepat.

Contohnya adalah petani bisa mengetahui kapan waktu terbaik untuk menanam atau menyiram tanaman berdasarkan data cuaca dan kelembaban tanah yang diperoleh dari sensor. Dengan begitu, penggunaan seperti air dan pupuh bisa menjadi lebih hemat, serta hasil panen bisa lebih baik dan maksimal.

Menurut laporan Food and Agriculture Organization (FAO), penerapan teknologi dalam pertanian dapat meningkatkan produktivitas hingga 20-30% dan menghemat air hingga 50%, tergantung dari jenis tanaman dan kondisi lahan.

 

Penggunaan Drone Pertanian Dalam Pertanian Modern

Drone pertanian adalah sebuah pesawat tanpa awak yang digunakan untuk perbagai kegiatan pertanian, seperti pemetaan lahan, penyemprotan pupuk atau pestisida, hingga pemantauan pertumbuhan tanaman dari udara.

Kelebihan penggunaan drone dalam pertanian antaralain sebagai berikut:

  • Menghemat waktu dan tenaga - Drone dalam memetakan luas lahan dalam waktu singkat, sehingga petani tidak perlu berjalan kaki untuk memeriksa satu per satu.
  • Akurasi yang tinggi - Drone dapat memberikan monitoring lahan dengan kamera resolusi tinggi dan sensor yang multispektral, drone bisa mendeteksi bagian tanaman yang terserang hama atau kurang subur secara cepat.
  • Efisiensi pengguaan pestisida: Drone mampu menyemprotkan sebuah pestisida hanya pada area yang benar-benar memerlukan, sehingga lebih hemat dan ramah lingkungan.

Di Indonesia, penggunaan drone pertanian mulai diterapkan di berbagai daerah. Misalnya di Kabupaten Sleman, Yogyakarta, penggunaan drone untuk penyemprotan tanaman padi terbukti mempercepat proses dan mengurangi kontak langsung petani dengan bahan kimia.

 

Penggunaan Sensor Tanah Dalam Pertanian Modern

Sensor tanah adalah alat yang dipasang di lahan pertanian untuk mendeteksi kondisi tana secara langsung dan real-time. Data yang dapat di hasilkan antara lain adalah:

  • Kadar kelembaban tanah.
  • Suhu tanah.
  • Kandungan pH dan unsur hara.

 Dengan dapat mengetahui informasi ini, petani dapat:

  • Memberikan waktu menyiram yang tepat.
  • Menyesuaikan jenis pupuk sesuai kebutuhan tanah.
  • Menghindari penggunaan air dan pupuk secara berlebihan

Menurut riset dari Kementrian Pertanian RI, pengguaan sensor tanah dapat meningkatkan efisiensi pupuk hingga 40% dan mengurangi kerusakan tanah akibat penggunaan pupuk yang berlebihan.

Penggunaan sebuah teknologi untuk pertanian seperti drone pertanian, dan sensor tanah bukan hanya tren, melainkan kebutuhan yang nyata untuk menjawab kebutuhan pangan yang berkelanjutan di masa depan dengan menerapkan metode pertanian modern (smart farming). Dengan memanfaatkan teknologi ini, petani tidak hanya bekerja menjadi lebih efisien, tetapi juga dapat meningkatkan hasil produksi secara berkelanjutan.

Pemerintah dan masyarakat perlu mendorong adopsi teknologi ini melalui pelatihan, penyesuaian, dan dukungan kebijakan agar para petani, termasuk petani kecil, dapat ikut merasakan manfaatny. Ketahanan pangan bukan hanya soal cukupnya makanan, tapi juga tentang bagaimana kita mengelola sumber daya dengan cerdas untuk masa depan yang lebih baik.